Senin, 07 Maret 2011

Lucid Dreaming

Lucid dreaming atau mimpi di mana seseorang menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi sedang berlangsung. Lucid dreaming biasanya terjadi ketika di tengah-tengah mimpi, baik itu mimpi buruk maupun mimpi indah, seseorang tiba-tiba menyadari bahwa ia sedang bermimpi. Orang tersebut bisa dikatakkan “lucid”, yang mana merupakan salah satu dari tingkat lucidity. Pada tingkat terendah, pemimpi mungkin samar-samar menyadari bahwa ia sedang bermimpi, tetapi ia tidak berpikir cukup rasional untuk menyadari bahwa peristiwa yang dialaminya dalah mimpi atau tidak nyata. Sedangkan pada tingkat tertinggi, si pemimpi menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang tidur, dan memiliki kontrol penuh atas tindakkan atau dirinya sendiri di dalam mimpi.

Seseorang yang sering mengalami mimpi buruk dapat memperoleh manfaat dari kemampuan untuk menyadari kalau mereka benar-benar sedang bermimpi. Sebuah penelitian pada tahun 2006 menujukkan bahwa lucid dreaming berhasil mengurangi frekuensi mimpi buruk yang dialami seseorang. Terapi ini tidak hanya dapat mengurangi mimpi buruk saja tapi juga depresi, self-mutilation (melukai diri sendiri), dan masalah lainnya yang berhubungan dengan psikologi seseorang.

Dream recolletion adalah kemampuan untuk mengingat mimpi. Mengingat mimpi merupakan langkah pertama menuju lucid dreaming. Untuk meningkatkan ingatan tentang mimpinya, beberapa orang menulis atau merekam mimpi saat ia terbangu dan segera menulisnya ke dalam jurnal. Penting sekali untuk segera mencatat mimpi, karena ada kecenderungan yang kuat bahwa seseorang akan segera melupakan apa yang tadi di mimpikannya. Cara mengingat mimpi yang baik adalah dengan menutup mata ketika mengingat mimpi, kemudian langsung menatatnya.

Kadang kalanya seseorang mengalami false awakening, yaitu mimpi di mana Anda seolah-olah sudah bangun dari tidur, padahal Anda sedang bermimpi. Selama fenomena ini, ruangan tempat si pemimpi bangun, sering mirip dengan ruangan di mana ia awalnya tertidur. Pemimpi kadang percaya bahwa mereka tidak lagi bermimpi dan mulai melakukan aktifitasnya sehari-hari. Mengompol adalah salah satu bukti bahwa seseorang mimpi telah terbangun, dan kemudian buang air kecil.

Meditasi sebelum tidur juga dapat meningkatkan terjadinya lucid dreaming, karena berpotensi memenimalkan waktu yang dibutuhkan bagi seseorang untuk tertidur, sehingga meningkatkan peluang mempertahankan kesadaran untuk mendapatkan mimpi yang jernih.